Pages

Selasa, 04 Desember 2012

DIALEK

A. Pengertian Dialek

     Dialek biasa dikaitkan dengan semacam bentuk isolek yang substandar dan berstatus rendah. Konotasi negatif yang diberikan pada istilah dialek itu berkaitan dengan sudut pandang sosiolinguistis yang memperhitungkan penilaian penutur tentang keragaman isolek serta pemilihan sosial yang berkaitan dengan bahasa dan kelakuan berbahasa. Istilah tersebut sering dipertentangkan dengan istilah bahasa, yang merujuk pada isolek yang telah dibakukan dan menjadi sumber rujukan penilaian isolek lain yang setingkat dengannya, tetapi belum dibakukan. Dengan kata lain, dialek merupakan penilaian hasil perbandingan dengan salah satu isolek lainnya yang dianggap lebih unggul.
       Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), istilah dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialektos. Pada mulanya dipergunakan dalam hubungannya dengan keadaan bahasa. Di Yunani terdapat perbedaan-perbedaan kecil di dalam bahasa yang dipergunakan pendukungnya masing-masing, tetapi hal tersebut tidak sampai menyebabkan mereka merasa mempunyai bahasa yang berbeda. Perbedaan tersebut tidak mencegah mereka untuk secara keseluruhan merasa memiliki satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, ciri utama dialek adalah perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan (Meillet, 1967: 69-70).
      Menurut Weijnen, dkk yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain.
     Jadi, dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok penutur dalam daerah tertentu untuk membedakan antara masyarakat satu daerah dengan daerah lain.

B. Ciri-ciri Dialek

      Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), ada 2 ciri yang dimiliki dialek: 
  1. Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama.
  2. Dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari bahasa (Meillet 1967: 69). Dengan meminjam kata-kata Claude Fauchet, dialek ialah mots de leur terroir yang berarti dialek adalah kata-kata diatas tanahnya (Chaurand, 1972: 149), yang di dalam perkembangannya kemudian menunjuk kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan.
C. Macam-macam Dialek
  1. Dialek Regional, biasanya digunakan di satu daerah saja untuk menentukan kekhasan daerah tersebut, dan bahasanya hanya bisa dimengerti oleh masyarakat daerah tersebut.
  2. Dialek Sosial, sering disebut juga dengan sosiolek. Dialek ini biasanya digunakan yang berhubungan dengan sosial saja, seperti status, golongan dan kelas sosial penuturnya. Dialek ini juga berkaitan dengan pendidikan, usia, pekerjaan dan tingkat kebangsawanan, serta menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya.
  3. Dialek Temporal, sering disebut juga sebagai kronolek. Dialek ini berkaitan dengan perbedaan waktu, atau biasa digunakan oleh sekelompok orang dalam kurun waktu tertentu dan bila sudah berganti masa maka dialek itu sudah tidak ada lagi. Hal ini bisa dilihat dari ejaan, cara penulisan dan pengucapannya.
D. Contoh-contoh Dialek
1. Dialek Regional
    a. Bahasa Jawa dialek Sunda
    b. Bahasa Jawa dialek Banyumasan
    c. Bahasa Melayu dialek Ambon
2. Dialek Sosial/ Sosiolek
    a. Akrolek: variasi sosial yang dianggap lebih tinggi daripada variasi sosial lainnya. Contoh: Bahasa Bagongan,         dialek Jakarta.
    b. Basilek: variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi. Contoh: bahasa jawa krama desa.
    c. Kolokial: variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, bukan bahasa tulis. Contoh:  'dok'                 pada kata dokter.
    d. Vulgar: variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar.                     Contoh: bahasa eropa di Zaman Romawi.
    e. Slang: variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Bersifat temporal, kelompok dan rahasia.
    f. Jargon: variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh sekelompok sosial tertentu. Ungkapan yang                dipakai sering kali tidak dipahami masyarakat umum. Contoh: ragam bahasa montir. 
   g. Argot: variasi bahasa yang digunakan secara terbatas pada profesi tertentu dan bersifat rahasia. Istilah yang           dipakai umumnya untuk kejahatan. Ada yang berpendapat argot terdiri atas jargon dan slang. 
   h. Cant: variasi sosial tertentu yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek, penuh kepura-puraan. Contoh:         ragam bahasa pengemis
3. Dialek Temporal
    Dialek tahun 1970an, dialek pada masa Pak Soeharto.

E. Penyebab Perbedaan Dialek

1. Perbedaan asal daerah, perbedaan ini terjadi karena letak dan terdapat berbagai macam suku yang menimbulkan berbagai bahasa daerah.

2. Perbedaan status sosial, munculnya perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan strata atau tingkatan sosial yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat untuk membedakan tingkatan sosial  yang ada. 

Sumber: 
Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:  Gadjah Mada University Press.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
http://texbux.blogspot.com
http://puramoz.blogspot.com
http://id.wikipedia.org