Pages

Selasa, 11 Desember 2012

Linguistik dan Bidang Cakupannya

A. Pengertian Linguistik

     Linguistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari bahasa secara luas dan umum. Secara luas berarti cakupannya meliputi semua aspek dan komponen bahasa. Secara umum berarti sasarannya tidak hanya terbatas pada salah satu bahasa saja, akan tetapi semua bahasa yang ada di dunia. 
     Kata linguistic diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti 'bahasa'. Di dalam bahasa-bahasa "Roman" yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin, terdapat kata yang serupa dengan kata Latin lingua. Antara lain, lingua dalam bahasa Italia, lengue dalam bahasa Spanyol, langue (dan langage) dalam bahasa Perancis. 
      Perlu diperhatikan, bahwa dalam bahasa Perancis mempunyai dua istilah, yaitu langua dan langage dengan makna yang berbeda. Langue berarti suatu bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris, bahasa Jawa, atau bahasa Perancis. Sedangkan Langage berarti bahasa secara umum, seperti tampak dalam ungkapan "Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak". Selain langue dan langage, bahasa Perancis masih punya istilah lain mengenai bahasa yaitu parole. Parole adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata, yang konkret, yaitu yang berupa ujaran. 

B. Cakupan Linguistik

     Secara garis besar cakupan linguistik meliputi dua lingkup, yaitu lingkup mikrolinguistik dan lingkup makrolinguistik. 
1. Mikrolinguistik
    Mikrolinguistik adalah lingkup linguistik yang mempelajari bahasa dalam rangka kepentingan ilmu bahasa itu sendiri, tanpa mengaitkan dengan ilmu lain dan tanpa memikirkan bagaimana penerapan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mikrolinguistik meliputi bidang dan subdisiplin sebagai berikut:
a. Teori-teori linguistik:
    i. Teori Tradisional
    ii. Teori Struktural
    iii. Teori Transformasi
    iv. Teori Tagmemik
b. Linguistik Historis/ Historis-Komparatif
c. Perbandingan Bahasa (Linguistik Komparatif dan Kontrastif)
d. Deskripsi Bahasa (Linguistik Deskriptif):
    i. Fonetik
    ii. Fonemik
    iii. Morfologi
    iv. Sintaksis
    v. Semantik
    vi. Morfosintaksis
    vii. Leksikolagi
2. Makrolinguistik
    Makrolinguistik adalah lingkup linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan dunia di luar bahasa, yang berhubungan dengan ilmu lain dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Makrolinguistik meliputi bidang linguistik interdisipliner dan bidang linguistik terapan. 
a. Bidang Linguistik Interdisipliner
    Bidang linguistik interdisipliner meliputi beberapa subdisiplin/ subbidang berikut:
    i. Fonetik Interdisipliner
    ii. Sosiolinguistik
    iii. Psikolinguistik
    iv. Etnolinguistik
    v. Antropolinguistik
    vi. Filologi
    vii. Stilistik
    viii. Semiotik
    ix. Epigrafi
    x. Paleografi
    xi. Etologi
    xii. Etimologi
    xiii. Dialektologi
b. Bidang Linguistik Terapan
    Bidang linguistik terapan meliputi beberapa subbidang/ subdisiplin berikut:
    i. Fonetik Terapan
    ii. Perencanaan Bahasa
    iii. Pengajaran Bahasa
    iv. Penerjemahan
    v. Grafonomi dan Ortografi
    vi. Grafologi
    vii. Leksikografi
    viii. Mekanolinguistik
     ix. Medikolinguistik
     x. Sosiolinguistik Terapan (Pragmatik)

Sumber:

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya

Minggu, 09 Desember 2012

ARTIKEL

A. Pengertian Artikel

     Artikel adalah tulisan lepas yang berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu, memengaruhi dan meyakinkan, serta menghibur khalayak pembaca. Disebut lepas karena siapa pun boleh menulis artikel dengan topik bebas dan sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing. Secara teknik jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau majalah. 

B. Karakteristik Artikel
  1. Ditulis dengan atas nama (be line story),
  2. Mengandung gagasan aktual atau kontroversial,
  3. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca,
  4. Ditulis secara referensial dengan visi intelektual,
  5. Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, dan komunikatif,
  6. Singkat dan tuntas,
  7. Orisinil.
C. Jenis-jenis Artikel
1. Artikel Praktis
Artikel praktis lebih banyak bersifat petunjuk praktis tentang cara melakukan sesuatu (how to do  it), misalnya petunjuk cara membuka internet, langkah membuat nasi goreng, dan lain-lain. Artikel praktis lebih menekankan pada aspek ketelitian dan keterampilan daripada masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa. Artikel praktis biasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis. Artinya, pesan disusun berdasarkan urutan waktu atau tahapan pekerjaan.
2. Artikel Ringan
Artikel ringan lazim ditemukan pada rubrik anak-anak, remaja, wanita, dan keluarga. Artikel jenis ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang lebih ringan dengan cara penyajiannya yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran kita. Topik bahasannya seperti kiat sukses belajar di perguruan tinggi, sepuluh ciri wanita setia, serta sembilan kelemahan pria di mata wanita, termasuk ke dalam kategori artikel ringan. Artikel ringan bisa dibaca secara sekilas di mana saja. Artikel ringan dikemas dengan gaya dan paduan informasi dan hiburan.
3. Artikel halaman opini
Artikel opini lazim ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan opini yang lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini mengupas suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan analitis akademis. Sifatnya relatif berat, karena artikel opini kerap ditulis oleh seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang memadai di bidangnya masing-masing.
4. Artikel analisis ahli
Artikel analisis ahli biasa ditemukan pada halaman muka, halaman-halaman berita, atau halaman dan rubrik-rubrik khusus tertentu. Sesuai dengan namanya, artikel jenis ini ditulis oleh ahli atau pakar di bidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif. Artikel analisis ahli mengupas secara tajam dan mendalam suatu persoalan yang sedang menjadi sorotan dan bahan pembicaraan hangat masyarakat. Topik yang diangkat dan dibahas macam-macam, seperti ekonomi, politik, pendidikan, sosial, agama, budaya, industri, iptek, dan sebagainya. 

D. Kedudukan dan Fungsi Artikel
  1. Sebagai penafsir dan penerjemah berita bagi surat kabar.
  2. Sebagai wahana diskusi dan sosialisasi gagasan, kontribusi pemikiran dalam kerangka mencari solusi, serta proses sarana aktualisasi dan eksistensi diri bagi penulis.
E. Syarat Jadi Penulis Artikel
1. Teknikal
Teknikal menunjuk pada kemampuan menggunakan atau mengoperasikan peralatan kerja yang diperlukan seperti mesin tik, laptop, notebook, desknoot, atau e-mail (electronic mail/ surat elektronik).
2. Mental
Mental menunjuk pada tekad, semangat, dan kemauan keras untuk terus belajar dengan disertai sikap pantang menyerah, tahan banting dan mental baja. Menulis bukanlah seperti main sulap, tetapi menulis adalah pekerjaan kreatif yang menggabungkan tiga kemampuan sekaligus: ilmu, seni, dan keterampilan. Sebagai ilmu, menulis ada teorinya. Sebagai seni, menulis memerlukan sikap kreatif. Sebagai keterampilan, menulis harus terus dilakukan secara berulang-ulang, periodik, dan rutin. 
3. Reading Habit
Reading habit menunjuk pada kebiasaan dan budaya baca sebagai kebutuhan pokok sehari-hari. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Penulis yang kreatif dan produktif adalah pembaca yang produktif pula. Untuk menjadi pembaca yang baik, maka kita harus senantiasa haus akan informasi. Kita harus selalu memiliki rasa ingin tahu. 
4. Intelektual
Intelektual berkaitan dengan visi akademis, daya nalar, wawasan ilmu pengetahuan, serta kemampuan dalam menyajikan tulisan secara logis, sistematis, dan analitis dengan didukung oleh referensi yang relevan, aktual, dan representatif.
5. Sosiokultural
Sosiokultural berkaitan dengan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial termasuk menjalin komunikasi dengan pihak media massa. Seorang penulis haruslah supel, pandai bergaul, bisa menyesuaikan diri, diterima oleh siapa saja, akrab dengan siapa saja, populis, jujur, terbuka, tampil sebagai pribadi menyenangkan, serta rendah hati. 
   
Sumber:
Sumadiria, AS Haris. 2009. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana: Panduan Praktis Penulis & Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 

Selasa, 04 Desember 2012

DIALEK

A. Pengertian Dialek

     Dialek biasa dikaitkan dengan semacam bentuk isolek yang substandar dan berstatus rendah. Konotasi negatif yang diberikan pada istilah dialek itu berkaitan dengan sudut pandang sosiolinguistis yang memperhitungkan penilaian penutur tentang keragaman isolek serta pemilihan sosial yang berkaitan dengan bahasa dan kelakuan berbahasa. Istilah tersebut sering dipertentangkan dengan istilah bahasa, yang merujuk pada isolek yang telah dibakukan dan menjadi sumber rujukan penilaian isolek lain yang setingkat dengannya, tetapi belum dibakukan. Dengan kata lain, dialek merupakan penilaian hasil perbandingan dengan salah satu isolek lainnya yang dianggap lebih unggul.
       Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), istilah dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialektos. Pada mulanya dipergunakan dalam hubungannya dengan keadaan bahasa. Di Yunani terdapat perbedaan-perbedaan kecil di dalam bahasa yang dipergunakan pendukungnya masing-masing, tetapi hal tersebut tidak sampai menyebabkan mereka merasa mempunyai bahasa yang berbeda. Perbedaan tersebut tidak mencegah mereka untuk secara keseluruhan merasa memiliki satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, ciri utama dialek adalah perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan (Meillet, 1967: 69-70).
      Menurut Weijnen, dkk yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain.
     Jadi, dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok penutur dalam daerah tertentu untuk membedakan antara masyarakat satu daerah dengan daerah lain.

B. Ciri-ciri Dialek

      Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), ada 2 ciri yang dimiliki dialek: 
  1. Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama.
  2. Dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari bahasa (Meillet 1967: 69). Dengan meminjam kata-kata Claude Fauchet, dialek ialah mots de leur terroir yang berarti dialek adalah kata-kata diatas tanahnya (Chaurand, 1972: 149), yang di dalam perkembangannya kemudian menunjuk kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan.
C. Macam-macam Dialek
  1. Dialek Regional, biasanya digunakan di satu daerah saja untuk menentukan kekhasan daerah tersebut, dan bahasanya hanya bisa dimengerti oleh masyarakat daerah tersebut.
  2. Dialek Sosial, sering disebut juga dengan sosiolek. Dialek ini biasanya digunakan yang berhubungan dengan sosial saja, seperti status, golongan dan kelas sosial penuturnya. Dialek ini juga berkaitan dengan pendidikan, usia, pekerjaan dan tingkat kebangsawanan, serta menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya.
  3. Dialek Temporal, sering disebut juga sebagai kronolek. Dialek ini berkaitan dengan perbedaan waktu, atau biasa digunakan oleh sekelompok orang dalam kurun waktu tertentu dan bila sudah berganti masa maka dialek itu sudah tidak ada lagi. Hal ini bisa dilihat dari ejaan, cara penulisan dan pengucapannya.
D. Contoh-contoh Dialek
1. Dialek Regional
    a. Bahasa Jawa dialek Sunda
    b. Bahasa Jawa dialek Banyumasan
    c. Bahasa Melayu dialek Ambon
2. Dialek Sosial/ Sosiolek
    a. Akrolek: variasi sosial yang dianggap lebih tinggi daripada variasi sosial lainnya. Contoh: Bahasa Bagongan,         dialek Jakarta.
    b. Basilek: variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi. Contoh: bahasa jawa krama desa.
    c. Kolokial: variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, bukan bahasa tulis. Contoh:  'dok'                 pada kata dokter.
    d. Vulgar: variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar.                     Contoh: bahasa eropa di Zaman Romawi.
    e. Slang: variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Bersifat temporal, kelompok dan rahasia.
    f. Jargon: variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh sekelompok sosial tertentu. Ungkapan yang                dipakai sering kali tidak dipahami masyarakat umum. Contoh: ragam bahasa montir. 
   g. Argot: variasi bahasa yang digunakan secara terbatas pada profesi tertentu dan bersifat rahasia. Istilah yang           dipakai umumnya untuk kejahatan. Ada yang berpendapat argot terdiri atas jargon dan slang. 
   h. Cant: variasi sosial tertentu yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek, penuh kepura-puraan. Contoh:         ragam bahasa pengemis
3. Dialek Temporal
    Dialek tahun 1970an, dialek pada masa Pak Soeharto.

E. Penyebab Perbedaan Dialek

1. Perbedaan asal daerah, perbedaan ini terjadi karena letak dan terdapat berbagai macam suku yang menimbulkan berbagai bahasa daerah.

2. Perbedaan status sosial, munculnya perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan strata atau tingkatan sosial yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat untuk membedakan tingkatan sosial  yang ada. 

Sumber: 
Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:  Gadjah Mada University Press.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
http://texbux.blogspot.com
http://puramoz.blogspot.com
http://id.wikipedia.org

Minggu, 02 Desember 2012

Arti Posisi Cincin di Jari


Jika melihat seseorang menyembunyikan cincinnya, menandakan orang tersebut sedang berusaha keras untuk menemukan dirinya sendiri. Hal ini menandakan bahwa cara orang menyematkan cincin di jarinya bisa menunjukkan karakter dirinya. Berikut ini beberapa arti yang bisa menunjukkan karakter seseorang dilihat dari posisi cincin yang disematkan di jari:
  • menyematkan cincin di jari telunjuk, suka menguasai dan egois
  • menyematkan cincin di jari tengah, pertanda materialistik dan selalu merasa kurang nyaman
  • menyematkan cincin di jari manis, menunjukkan keromantisan. Jika ada dua cincin atau cincin terlalu besar, menandakan orang tersebut mudah emosional dan frustasi
  • menyematkan cincin di jari kelingking, menunjukkan bakat seseorang di bidang komunikasi sosial dan perdagangan. Dalam komunitas homo (gay) biasanya banyak yang memakai cincin di jari kelingking tangan kanan. Sedangkan di dunia bisnis, banyak orang memakai cincin di jari kelingking, ini hanya untuk kepopuleran, status dan pamer kekayaan
  • menyematkan cincin di ibu jari, menunjukkan seseorang mampu menguasai situasi yang kurang menyenangkan

Sabtu, 01 Desember 2012

Perjuangan Timnas Indonesia telah berakhir


Pertandingan di grup B Piala AFF Suzuki Cup 2012 yang disiarkan langsung oleh RCTI, Sabtu 01 Desember 2012 antara Malaysia VS Indonesia berakhir dengan kemenangan Malaysia 2-0. Dengan hasil tersebut, Indonesia hanya bisa menempati posisi ketiga grup B dengan 4 poin dan tidak dapat melaju ke semifinal, serta memperpanjang puasa gelar Indonesia. Pada pertandingan yang digelar di Bukit Jalil National Stadium tersebut, sebenarnya Indonesia memiliki banyak peluang emas pada menit-menit awal babak pertama, namun belum bisa diselesaikan dengan baik. Walaupun timnas Indonesia kalah, sebagai warga Indonesia yang baik kita harus tetap mendukung mereka, karena mereka telah berjuang semampu mereka. Ayo Garuda tetap semangat..

Malaysia VS Indonesia: Ajang Pembuktian


Timnas Indonesia akan membuktikan bahwa mereka memang pantas berada di partai semifinal Piala AFF Suzuki Cup 2012 dengan catatan mereka bisa menang melawan Malaysia di partai terakhir grup B. Pertandingan yang akan disiarkan langsung oleh RCTI pada Sabtu, 01 Desember 2012 pukul 19.00 dari Bukit Jalil National Stadium ini akan diperkirakan sangat sengit, karena memgingat beberapa waktu lalu para suporter Malaysia menyerang suporter Indonesia. Selain itu, dalam pertandingan tersebut juga merupakan ajang membalas dendam Indonesia bagi Malaysia, yang pernah mengalahkan mereka di partai final Piala AFF Suzuki Cup 2010 lalu. Bagi masyarakat Indonesia jangan lupa untuk mendukung timnas Indonesia.Ayo Garuda.., kalian pasti menang..